SMS LBA, Solusi Pengaman Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu

Denpono.com Sistem telekomunikasi yang berkembang pesat saat ini membawa masyarakat untuk bisa menikmati berbagai macam teknologi komunikasi dan informasi. Sarana telekomunikasi yang berupa telepon kabel (fixed line), telepon seluler (mobile phone), dan internet telah menjadi topik yang sangat menarik. Masyarakat mulai sadar akan perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih, terutama teknologi yang ada pada telepon seluler yang sangat berguna untuk mencari dan mendapatkan informasi dari berbagai dunia.

Telekomunikasi berbasis seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak. Telekomunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna layanan pada cakupan area geografis atau wilayah yang cukup luas. Sistem ini juga menawarkan kualitas jaringan yang baik dan tidak kalah jika dibandingkan dengan telepon kabel.

Sampai saat ini, sistem telekomunikasi seluler sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Namun, di Indonesia sendiri perkembangan teknologi ini di lokasi tertentu sama sekali belum terjamah sama sekali. Kendala ini biasanya karena susahnya akses menuju lokasi karena medan geografis yang dilalui sangat berat.

Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas pengaruh teknologi telekomunikasi untuk menunjang kegiatan di masyarakat khususnya dalam lingkup kesehatan dan transportasi.



Tujuan
Menemukan solusi masalah keamanan perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Rumusan Masalah

Menurut data dari PT KAI, angka kecelakaan yang terjadi pada pintu perlintasan kereta api yang tidak di jaga serta tidak memiliki palang pintu pengamanan perlintasan semakin meningkat dan banyak jatuh korban jiwa. Berdasarkan latar belakang keilmuan anda, buatlah sebuah sistem yang dapat mengurangi angka kecelakaan tersebut.

Analisa Pembahasan

Pada kasus yang kedua ini, masalah yang dihadapi adalah angka kecelakaan dan cara menanggulangi dampak dari perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Di daerah - daerah atau pinggiran kota biasanya sering ditemukan suatu perlintasan kerata api yang tak berpalang pintu, sehingga dikhawatirkan bisa memakan korban.

Masalah lainnya adalah, apabila didaerah tersebut dibuat palang pintu konvensional maka perlu ada petugas yang menjaga, nah dini mungkin menjadi alasan PT.KAI tak menerapkan palang pintu di daerah - daerah. Lantas bagaimana yang harus dilakukan? Mengingat perlintasan tanpa palang pintu daerah yang berbahaya. Apabila seseorang lengah saat melintas bisa terjadi suatu insiden kecelakaan disana.

Disini pemerintah atau PT.KAI diharapkan membuat terobosan baru yaitu bagaimana caranya pengguna jalan yang melintas di perlintasan tersebut dapat mengetahui bahwa dirinya akan melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Sehingga dengan demikian akan menghemat biaya operasional.

Metodologi

Pada perlintasan kereta api di daerah – daerah yang tak berpalang pintu seharusnya dibuatkan sebuah peringatan otomatis. Sistem peringatan ini berupa lampu peringatan yang terpasang melintang di jalur kereta serta rambu – rambu disekitarnya. Alat ini nantinya bekerja dengan menggunakan sensor yang terpasang di kereta dan penerima sensor di pasang di radius misal 500 meter sebelum mamasuki perlintasan.

Pada saat kereta melaju dan berada diposisi titik sensor penerima terpasang, maka secara otomatis menyalakan tanda peringatan di perlintasan baik berupa lampu indikator, rambu, serta bel – bel peringatan. Dengan demikian diharapkan para pengguna jalan yang akan melintas lebih waspada.

Satu lagi teknologi teknologi telekomunikasi yang dapat diterapkan adalah dengan memanfaatkan teknologi sms LBA atau Location Based Advertising. Secara sederhana, pesan SMS iklan y ang akan dikirim “ ditanam” di pemancar (BTS/Base Transceiver Station) milik operator. Selanjutnya, pemancar tersebut akan “ menyemprotkan” SMS kepada siapapun y ang berada dalam cakupan areanya.

Jadi semisal PT KAI melakukan kontrak dengan suatu provider anggaplah Telkomsel, maka pihak KAI membuat kerja sama yaitu dibuatkanny a suatu BTS kecil di perlintasan kereta api agar nanti dapat di tanam suatu pesan LBA di bts tersebut. Dengan cara kerja Setiap pengguna ponsel yang melewati kawasan tertentu, akan menerima SMS dari pengiklan. Pengiriman SMS menggunakan BTS, sehingga sistem secara otomatis akan mendeteksi adanya pengguna ponsel yang memasuki area yang sudah ditargetkan.

Semisal di program 200M maka, apabila ada pengemudi bergerak munuju perlintasan tersebut maka otomatis menerima SMS “ 200 M lagi Anda akan melewati perlintasan kerta api tanpa palang pintu, selalu waspada tengok kanan dan kiri. PT. KAI”

Sederhananya dapat dilihat dibagan dibawah ini.

Kelebihan

• Sangat cocok untuk daerah – daerah karta tidak perlu ada petugas operator jaga. 
• Efisien dan modern .
• Informatif karena bisa di tambahkan informasi – informasi lain. 
• Hemat biaya perawatan.

Kelemahan

• Harus melakukan kerjasama kapa provider seluler .
• Membutuhkan biaya yang besar karena setiap haru harus menyemburkan sms LBA. 
• Perlu dilakukan sosialisai di area sekitar perlintasan kereta.

Kesimpulan

PT. KAI perlu memanfaatkan teknologi sms LBA atau Location Based Advertising. Secara sederhana, pesan SMS iklan y ang akan dikirim “ ditanam” di pemancar (BTS/Base Transceiver Station) milik operator. Sehingga apabila ada pengemudi bergerak munuju perlintasan tersebut maka otomatis menerima SMS “ 200 M lagi Anda akan melewati perlintasan kerta api tanpa palang pintu, selalu waspada tengok kanan dan kiri. PT. KAI”. Sealain itu juga perlu dibuatkan sistem peringatan otomatis di perlintasan tersebut.

Nah, jadi seperti itu sob pembahasan artikel SMS LBA, Solusi Pengaman Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu. Artikel ini adalah salinan dari tugas kampus yang Denpono tulis ulang agar lebih enak dibaca. Sekedar informasi bahwa ini aslinya sebuah laporan asistensi dosen, jadi agar dimaklumi kalau bahasanya formal. 

Ya sudah sampai disini dulu, apabila artikel ini bermanfaat silahkan klik tombol share dan jangan lupa komen dibawah ya.

Terimkasasih.

Baca Juga : BTS Pico, Alternatif Komunikasi Untuk Daerah Pedalaman dan Tertinggal